GpG8BSClGpG6TfroGpC8GSM9Gi==

Balad Grup Lebarkan Bisnis Perikanan di China, Siapkan Ribuan Keramba

Owner PT Balad Grup, HRM. Khalilur R Abdullah Sahlawiy. (Foto: Balad Grup untuk Kutipantau)

SITUBONDO - Bandar Laut Dunia (Balad) Grup melebarkan sayap bisnisnya di China dengan bisnis perikanan. Owner Balad Grup HRM. Khalilur R Abdullah Sahlawiy bertemu dengan pimpinan perusahaan swasta Nasional China yang banyak mengimpor Hasil Laut dari Indonesia, seperti ikan kerapu, teripang, dan lobster.

"Agenda kedua ini semakin menggelorakan hati saya untuk segera menjadi Raja Laut Indonesia. Raja Laut Indonesia ini sebuah perusahaan yang saya buat pada tahun 2017 atau 8 tahun lalu, kini sudah waktunya digerakkan besar-besaran bersama Balad Grup," ujarnya, Minggu, 5 Januari 2025.

Bisnis teripang, sambung pria yang akrab disapa Jhi Lilur ini, yang pernah rugi besar pada tahun 2018 nampaknya sudah menemukan arah lajunya. "Sepulang saya ke Indonesia, selain berbudidaya lobster secara besar-besaran, saya juga akan berbudidaya teripang di Gugusan Teluk Kangean dan di suatu teluk di Maumere Sikka NTT serta berbudidaya kerapu di hampar laut di Gelung Panarukan Situbondo," bebernya.

Ia pun optimistis, bisnis perikanan di negara tirai bambu itu melahirkan tiga usaha besar. Yakni pasar lobster semakin lebar, segera berbudidaya teripang, dan segera berbudidaya ikan Kerapu Tikus.

"Di Situbondo ada dua bisnis ikan kerapu dalam skala sangat kecil dan skala besar. Pertama budidaya kerapu di laut, di laut Situbondo hanya ada secuil keramba, jumlahnya mungkin tidak lebih dari 100 unit keramba. Ada kampung Kerapu di Situbondo, bisnis kerapu sudah sangat berurat berakar di Situbondo," imbuhnya.

Jhi Lilur mengaku, sepulang ke Situbondo ia akan membuat 100 set keramba. Satu set keramba berisi 50 unit keramba, 100 set keramba berisi 5.000 unit keramba. "Situbondo akan saya jadikan kabupaten
kerapu Indonesia dan akan menjadi pusat kerapu dunia," tuturnya.

Lebih jauh, Jhi Lilur mengungkapkan, akan menjadikan Shenzhen Guandong China sebagai pasar dunia kerapu, terlebih kerapu tikus. "Saya baru mengetahui bahwa 1 kilogram kerapu tikus harganya lebih mahal dari 1 tronton harga pasir Gunung Merapi," terangnya.

Dalam lima tahun sejak 2025, ia akan membuat ratusan ribu keramba di laut Situbondo guna berbudidaya ikan kerapu. "Ke depan saya mengirimkan ratusan ribu ton kerapu dari laut Situbondo ke Shenzen Guandong China. Ekonomi Indonesia akan saya gerakkan dengan ekspor besar-besaran ratusan ribu ton kerapu dari Situbondo ke Shenzhen China," pungkas Jhi Lilur.

0Komentar