![]() |
Masyarakat Tematik (PMT) Periode 3 Tahun 2025 Kelompok 1 sukses menggelar rangkaian program pemberdayaan di Dusun Kadipaten, Desa Tutur, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan. |
Rangkaian program dimulai pada Kamis (17/7/2025) melalui edukasi kepada Kelompok Tani Sidorejo IV. Dengan menggandeng Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Pasuruan, mahasiswa memberikan pelatihan penggunaan agens hayati Trichoderma sp. untuk budidaya bunga krisan. Pelatihan tersebut disampaikan secara teoritis dan dilengkapi dengan praktik langsung pembuatan dan perbanyakan agens hayati.
Kepala Dusun Kadipaten sekaligus Ketua Kelompok Tani Sidorejo IV, Sudartono, menyambut baik kegiatan ini. Ia menilai pelatihan tersebut memberikan solusi konkret bagi petani untuk menekan biaya produksi dan beralih ke pertanian yang lebih ramah lingkungan. “Ilmu membuat agens hayati sendiri ini sangat membantu kami, apalagi untuk krisan yang memang butuh perlakuan khusus,” ujarnya.
Pendamping teknis dari Dinas Pertanian, Aris, juga memberikan apresiasi. Menurutnya, sinergi antara mahasiswa, pemerintah, dan petani adalah kunci percepatan adopsi teknologi di lapangan. “Mahasiswa menjadi jembatan yang efektif untuk mentransfer teknologi kepada petani,” jelasnya.
Pada awal Agustus, fokus program beralih ke sektor kopi dan peternakan. Pada 5–6 Agustus 2025, mahasiswa melakukan sosialisasi langsung ke rumah-rumah warga yang memiliki lahan kopi. Materi yang disampaikan meliputi digitalisasi pemasaran dan manajemen keuangan sederhana untuk meningkatkan nilai jual produk.
Margi, seorang petani kopi, mengaku mendapatkan wawasan baru dari kegiatan tersebut. “Biasanya kami hanya menjual biji kopi ke tengkulak. Sekarang kami diajarkan cara memotret produk agar menarik, menjualnya lewat media sosial, dan menghitung keuntungan dengan benar,” ungkapnya.
Puncak kegiatan berlangsung pada Sabtu malam (9/8/2025) melalui pelatihan diversifikasi produk untuk mendorong lahirnya UMKM baru. Warga dilatih membuat olahan susu berupa tahu susu dan memanfaatkan bunga krisan yang tidak lolos sortir menjadi bunga papan ucapan yang bernilai jual.
H. Sumarto, Ketua Kelompok Ternak setempat, menilai pelatihan ini sangat bermanfaat. “Harga susu segar kadang tidak stabil. Dengan tahu susu, kami punya alternatif untuk menambah pendapatan,” ujarnya.
Ketua Kelompok 1 PMT, Ryo Prambudi, menegaskan bahwa seluruh program dirancang berdasarkan analisis kebutuhan masyarakat. “Kami datang bukan hanya untuk menjalankan program, tetapi juga untuk belajar bersama warga agar program ini bisa berlanjut secara mandiri,” katanya.
Dosen Pembimbing Lapangan, Editya Hendrawarman, menutup rangkaian kegiatan dengan pesan bahwa PMT bukan hanya sekadar program kerja. “Ini adalah upaya nyata untuk mendorong perubahan sosial positif. Harapannya, warga semakin percaya diri berwirausaha dan memanfaatkan potensi desa,” pungkasnya.
*) Berita ini ditulis sebagai laporan kegiatan Mahasiswa PM-T Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang kelompok 1
0Komentar