GpG8BSClGpG6TfroGpC8GSM9Gi==

Lindungi Anak dari Gadget, Mahasiswa Psikologi Untag Surabaya Ajak Orang Tua Lakukan Aktivitas Positif Ini

Pelatihan aktivitas positif bersama puluhan orang tua dan anak di kecamatan Bubutan Surabaya. (Foto: Mahasiswa Psikologi Untag Surabaya)
SURABAYA - Meningkatnya kasus kecanduan gadget pada anak menggerakkan mahasiswa program studi Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya melakukan kegiatan pelatihan aktivitas positif bersama puluhan orang tua dan anak di Kecamatan Bubutan, Jumat (28/6/2024) lalu.

Pelatihan yang berfokus kepada orang tua bertujuan ini untuk memberikan pandangan kepada orang tua supaya tidak memberikan anak gadget dari usia dini. Gadget sangat berbahaya untuk anak-anak, dikarenakan anak-anak yang terlalu sering diberikan gadget akan mengalami kecanduan, gangguan penglihatan dan banyak lagi.

Pada pelatihan ini Mahasiswa Psikologi Untag Surabaya yakni Oki Aisyatun Hasanah dan Ilhan Juantino menjelaskan kepada orang tua mengenai pengertian, jenis dari gadget, dampak dari penggunaan gadget berlebihan, serta aktivitas positif sebagai pengganti gadget.

Oki Aisyatun Hasanah atau akrab disapa Oki mengungkapkan jika untuk mengetahui apakah anak sudah dalam tahap kecanduan gadget bisa dilihat dari beberapa ciri-ciri diantaranya Anak kehilangan minat aktivitas lain, menarik diri dari lingkungan sosial, marah saat dilarang untuk bermain gadget, serta memilih untuk bermain gadget dari pada berkomunikasi dengan orang tua, serta menjadikan gadget sebagai pelarian saat kecewa atau emosi.

"Dampak jika anak sudah kecanduan gadget dan tanpa ada pengawasan sangat berbahaya, diantaranya membuat anak gampang lelah dan malas, berpotensi mengalami gangguan penglihatan, susah untuk berkonsentrasi, sulit berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan serta mudah emosi dan tempramental," jelasnya.

Oleh karena hal tersebut, kata Oki perlu adanya aktivitas positif untuk mengalihkan perhatian anak dari gadget, sebagai contoh mahasiswa program studi Psikologi Untag Surabaya itu memperkenalkan orang tua dalam pelatihan tentang Alat Permainan Edukasi (APE).

"Banyak contoh alat permainan edukatif yang bisa dibuat sendiri dirumah, seperti tebak nama hewan, tebak kata, dan lain sebagainya. Selain itu orang tua juga bisa melatih anak untuk melukis, bercerita, mendongeng, membuat kerajinan tangan serta bermain musik," ungkap Oki.

Sementara itu, Ilhan Juantino menambahkan ada beberapa strategi yang bisa digunakan untuk mengurangi aktivitas anak terhadap gadget diantaranya adalah adanya menajemen waktu saat anak penggunaan gadget.

"Orang tua harus melakukan pengawasan kepada anak, memberikan batas waktu, serta sering-sering mengajak anak untuk bermain keluar rumah, sebab terkadang anak banyak merasa bosan jika hanya disuruh berdiam diri dirumah tanpa melihat dan belajar tentang dunia luar," imbuh Ilhan.

Tidak hanya itu, Oki dan Ilhan juga memberikan penjelasan tentang metode pedoman penggunaan gadget untuk anak menurut American Academy of Pediatric (APA).

"Menurut American Academy of Pediatric (APA) itu Anak di bawah 2 tahun tidak dianjurkan untuk bermain gadget, Usia 2-5 tahun maksimal 1 jam per hari, Usia 6 tahun keatas waktu yang disepakati bersama orang tua," jelas mahasiswa Untag Surabaya tersebut.

Dengan pelatihan aktivitas positif tersebut diharapkan mampu mengembangkan Kebahagiaan anak, meningkatkan kesehatan fisik, mengurangi ketergantungan pada Gadget, meningkatkan kreativitas dan imajinasi anak dan meningkatkan fokus dan konsentrasi, serta mengajarkan Nilai dan Etika.

"Tidak hanya kegiatan tersebut juga diharapkan mampu meningkatkan hubungan keluarga dan mampu mengembangkan hobi dan minat anak," Pungkasnya.

0Komentar