GpG8BSClGpG6TfroGpC8GSM9Gi==

Silaturahmi Mas Rio: Momentum Berharga di Hari Asyura Bersama KH. Moh. Hafifi Mustaqim

Bakal calon bupati (Bacabup) kabupaten Situbondo, Yusuf Rio Wahyu Prayogo (kanan) saat silaturahmi dengan KH Moh Hafifi Mustaqim (tengah)

SITUBONDO
- Hari Asyura menjadi momentum berharga di Pondok Pesantren PP. Miskatul Ulum, Sekar Putih, Situbondo. Pada kesempatan ini, Yusuf Rio Wahyu Prayogo atau Mas Rio mengadakan silaturahmi dengan KH. Moh. Hafifi Mustaqim, pimpinan pondok pesantren tersebut. Kunjungan ini tidak hanya menjadi momen silaturahmi, namun juga mengandung nilai-nilai politik dan spiritual yang mendalam.

KH. Moh. Hafifi Mustaqim, yang selalu mengedepankan akhlak dalam berpolitik, menegaskan bahwa pandangan politiknya selaras dengan hasil muktamar Nahdlatul Ulama (NU). Menurut beliau, politik harus berakhlak, tidak memecah belah, dan tidak menciptakan permusuhan antar perbedaan. Dalam setiap langkah politiknya, KH. Hafifi selalu berkiblat kepada KH Hamid Wahid Ponpes Nurul Jadid, seorang ulama yang dihormati dan menjadi panutan dalam berpolitik dengan bijak.

Dalam momen silaturahmi ini, KH. Hafifi juga menyampaikan dukungannya kepada calon bupati Situbondo Mas Rio. Beliau menegaskan prinsip "sami'na wa atho'na" (kami mendengar dan kami taat) terhadap pilihan, menunjukkan ketaatan dan rasa hormatnya kepada guru yang dihormatinya.

Kunjungan Mas Rio juga menjadi jawaban dari mimpi yang dialami oleh KH. Hafifi. Malam sebelum kunjungan tersebut, beliau bermimpi bertemu dengan KHR. Moh. Holil As'ad, yang dianggap sebagai muqaddimah (pengantar) dari kedatangan Mas Rio. Mimpi ini menambah dimensi spiritual dari pertemuan tersebut, seolah memberikan restu dan petunjuk bagi langkah-langkah ke depan.

Dalam Pilkada yang akan datang, KH. Hafifi berharap proses politik bisa berjalan dengan bijak, sebagaimana pepatah bijak mengatakan, "bagaimana menangkap ikan dalam kolam, yang kolamnya tidak kotor". Harapan ini mencerminkan keinginan beliau agar proses politik berlangsung damai tanpa menimbulkan kerusakan atau perpecahan.

Salah satu simbol yang ditunjukkan oleh KH. Hafifi dalam momen ini adalah pose tangan menyilang atau tangan X. 

Menurut beliau, simbol ini adalah tanda patenang, yang berarti tidak ada permusuhan atau perpecahan meskipun ada perbedaan pilihan. Pesan ini menegaskan pentingnya persatuan dan keharmonisan dalam masyarakat, terutama dalam konteks politik yang seringkali memicu perbedaan pandangan.

Di akhir pertemuan, KH. Hafifi dengan tegas menyatakan bahwa beliau akan berdiri tegak dalam mendukung calon bupati Situbondo Mas Rio. Dukungan ini menunjukkan komitmen beliau terhadap nilai-nilai akhlak dan persatuan dalam berpolitik.

Pondok Pesantren PP. Miskatul Ulum, yang didirikan oleh KH. Moh. Hafifi Mustaqim, terletak di Kecamatan Mangaran, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Memiliki ratusan santri, pondok pesantren ini menjadi tempat pembinaan generasi muda yang tidak hanya mendalami ilmu agama, tetapi juga diajarkan nilai-nilai kebangsaan dan persatuan.

Dalam momen silaturahmi ini, KH. Hafifi dan Mas Rio menunjukkan bahwa Hari Asyura bukan hanya waktu untuk mengenang peristiwa bersejarah, tetapi juga sebagai kesempatan untuk memperkuat ikatan persaudaraan dan meneguhkan komitmen terhadap nilai-nilai kebajikan dan persatuan. Dengan semangat ini, diharapkan masyarakat Situbondo dapat menyongsong masa depan yang lebih baik, penuh dengan rasa kebersamaan dan persatuan. (*)

0Komentar